Sebagai ibu rumah tangga yang berkutat dengan urusan pekerjaan rumah, termasuk anak dan suami, Yeni mengaku pelatihan ini telah memberikan pembelajaran penting baginya. Pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang kekeringan yang mengganggu keseharian keluarga, terutama dari aspek ekonomi. "Saya belajar bahwa ternyata kita bisa mengurangi dampak kekeringan dengan menggali potensi apa yang ada di desa. Kami belajar tentang ancaman, kerentanan dan kapasitas," ujar Yeni.
Baca SelengkapnyaPerempuan Berdaya Wujudkan Desa Tanah Putih yang TangguhDinamika kerja yang luar biasa itu membuat Eka nyaris tidak sempat memikirkan diri dan keluarganya. Panggilan kemanusiaanlah yang membuat ia dan anggota Sekber lainnya bekerja jauh melebihi tugas resminya. Namun, yang mereka lakukan berbuah positif. Data yang dikelola Sekber tidak hanya menjadi acuan kebijakan dan informasi oleh media, tapi juga menjadi dasar monitoring dan evaluasi penerimaan bantuan.
Baca SelengkapnyaMenjaga Semangat Kerelawanan di Nusa Tenggara BaratUpaya menata energi kerelawanan dan pembagian peran itu saat ini dilakukan bersamaan dengan pembentukan Desa Tangguh Bencana (Destana) bagi Desa Dinas dan Desa Adat Tangguh Bencana bagi Desa Adat. FPRB Bali bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) di level provinsi maupun kabupaten berupaya mendorong hal itu dengan dukungan dari Program SIAP SIAGA.
Baca SelengkapnyaMenata Daya Kerelawanan Warga BaliSetelah terbentuknya ULD-PB, Opdis memiliki peranan penting dalam penanggulangan bencana. “ULD-PB bisa dipandang sebagai instrumen yang akan mendorong perubahan paradigma penanggulangan bencana untuk kalangan penyandang disabilitas, yang sebelumnya hanya sebagai obyek, bahkan obyek yang kurang terlihat, sehingga sekarang dapat menjadi aktor kebencanaan. Melalui ULD-PB, penyandang disabilitas diharapkan mampu untuk menyelamatkan diri sendiri bahkan orang lain.
Baca SelengkapnyaTransformasi Peran Penyandang Disabilitas di Jawa TimurBNPB melihat bahwa para penggerak di lapangan yang berangkat dari komunitas-komunitas lokal memiliki peranan penting dalam meningkatkan ketangguhan lokal dan pengelolaan risiko bencana. “Mereka berdomisili di situ, tentunya mereka dikenal baik oleh masyarakat di sana, sehingga memiliki kemampuan untuk menggerakan masyarakat lokal. Perkataan mereka lebih mungkin didengar. Orang luar belum tentu bisa melakukan hal tersebut. Konteks lokal sangatlah penting dalam membangun ketangguhan lokal dan pengelolaan risiko bencana,” ujar Pak Papang.
Baca SelengkapnyaDokumentasi Pembelajaran untuk Ketangguhan Bencana LokalPelibatan aktor lokal dalam manajemen risiko bencana kini semakin kuat dengan adanya komitmen Pemerintah Indonesia terhadap konsep Resiliensi Berkelanjutan. Aktor lokal yang tinggal di kawasan rawan bencana menyimpan segudang kearifan lokal; yang mampu memperkaya kebijakan manajemen risiko bencana lebih dalam. Sehingga, pemberdayaan mereka sebagai garda terdepan dalam penanggulangan bencana merupakan langkah strategis untuk mendorong ketangguhan terhadap bencana, adaptasi perubahan iklim, serta pembangunan berkelanjutan.
Baca SelengkapnyaMemberdayakan Aktor Lokal Sebagai Garda Depan Penanggulangan BencanaCerita-cerita yang diangkat dalam buku ini sangat sesuai dengan semangat peringatan HKB 2024 yang difokuskan pada ketangguhan masyarakat pesisir. Buku ini memberikan wawasan yang penting bagi para pembuat kebijakan, khususnya dalam merencanakan program pengelolaan dan konservasi kawasan pantai.
Baca SelengkapnyaMasyarakat Pesisir Berbagi Inspirasi dalam Peringatan HKB 2024Endy berharap, meningkatnya pemahaman tentang kebencanaan akan membuat perencanaan dan regulasi dari level kabupaten hingga desa tidak lagi sekadar salin tempel yang dibuat tahun-tahun sebelumnya. Anggaran pun dapat lebih tepat dan berguna untuk menghindarkan warga dari ancaman bencana yang sudah mulai dialami berdasarkan profil risiko bencana yang akurat termasuk prakiraan iklim.
Baca SelengkapnyaUpaya Bersama Membangun Ketangguhan yang Berkelanjutan di Kabupaten Kupang