Masyarakat Pesisir Berbagi Inspirasi dalam Peringatan HKB 2024

Perwakilan masyarakat kawasan pesisir dari sejumlah wilayah di Indonesia membagikan kisahnya dalam menanggulangi bencana pada rangkaian acara peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) 2024. Kisah-kisah masyarakat pesisir tersebut diharapkan bisa menjadi inspirasi bagi upaya mendorong ketangguhan masyarakat pesisir di berbagai wilayah di Indonesia.

HKB diperingati setiap tahun pada tanggal 26 April. Tanggal ini dipilih sebagai pengingat akan tumbuhnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya penanggulangan bencana seiring terbitnya Undang-Undang Nomor 24 tahun 2007 tentang penanggulangan bencana pada 26 April 2007. Sejak saat itu, peringatan HKB digelar di lokasi yang berbeda setiap tahunnya guna menyebarluaskan dan meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah daerah dan masyarakat di wilayah rawan bencana.

Tahun ini, rangkaian acara peringatan HKB dipusatkan di Kota Padang, Sumatera Barat. Pemilihan Kota Padang sebagai tuan rumah bertujuan untuk mendorong kesiapsiagaan terkait tingginya risiko bencana di kawasan pesisir Sumatera Barat berupa gempa dan tsunami.

Pada peringatan HKB 2024 ini, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengusung tema “Siap untuk Selamat” dengan sub-tema “Indonesia Tangguh Indonesia Hebat”. Sebanyak 17 provinsi dengan 30 kabupaten/kota dan 189 Desa Tangguh Bencana (Destana) terlibat dalam peringatan puncak HKB di Kota Padang.

Program SIAP SIAGA sebagai kemitraan pemerintah Australia dan Indonesia dalam membangun kapasitas manajemen risiko bencana di Indonesia, serta memperkuat kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam aksi kemanusiaan di kawasan Indo-Pasifik, mendukung penuh peringatan puncak HKB 2024. Salah satunya melalui kolaborasi dengan BNPB dalam penyelenggaraan acara temu wicara yang mengambil tajuk “Sarasehan HKB 2024: Ketangguhan Masyarakat Pesisir”.

Sarasehan ini menghadirkan empat perwakilan masyarakat pesisir yang membagikan cerita terkait upaya masing-masing dalam menanggulangi bencana. Mereka adalah Pati Haryose, pendiri dan pengelola Konservasi Penyu Jambak Sea Turtle Camp Pokmaswas Samudera Pasir Jambak, Kota Padang, Sumatera Barat; Mohammad Mukhyi, pegiat konservasi di Pantai Rejo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur; Jull Takaliuang, inisiator #SaveSangihe dan aktivis lingkungan Pesisir Kabupaten Kepulauan Sangihe, Sulawesi Utara; dan Eliza Kissya, Kepala Kewang (lembaga hukum adat) Pulau Haruku, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku. Kewang (customary law institution), Haruku Island, Central Maluku District, Maluku.

Selain itu, pembicara lainnya adalah Eko Budi Priyanto selaku Coordinator of Wetlands Restoration and Community Development, WetLand Indonesia; Dr. M. Ilman selaku Direktur Program Kelautan Yayasan Konservasi Alam Nusantara (YKAN); dan Kanjeng Pangeran Haryo Notonegoro selaku Program Regional, Program SIAP SIAGA.

Adapun penanggap dalam sarasehan ini adalah Fina Ardarini, S.Pi., M.Si. selaku Kasie Mitigasi Bencana Dit.Pendayagunaan Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, Kementerian Kelautan dan Perikanan; Risma Sunarty, S.Si., M.Si. selaku Dewan Pakar Forum PRB Aceh dan Dosen Prodi Manajemen Bencana, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Aceh; Dr. Harfiandri Damanhuri selaku Dosen Perikanan dan Kelautan Universitas Bung Hatta Padang; dan Dr. Raditya Jati selaku Deputi Sistem dan Strategi BNPB.

BNPB Luncurkan Buku Pantai Bertutur dan Perangkat Ketangguhan Pesisir

Upaya masyarakat pesisir dalam beradaptasi dan menyiasati risiko bencana di wilayahnya masing-masing yang dibagikan dalam sarasehan ini nantinya akan ditulis dan diterbikan dalam bentuk buku bertajuk “Masyarakat Pantai Bertutur: Kumpulan Kisah Inspiratif tentang Ketangguhan Masyarakat Pesisir” (Coastal Communities Speak: A Collection of Inspirational Stories about Resilient Coastal Communities).

Buku Masyarakat Pantai Bertutur menyajikan kisah tentang inisiatif dan praktik baik berbalut kearifan lokal dari masyarakat pantai dalam beradaptasi dengan perubahan wilayah pesisir akibat berbagai faktor sembari berupaya memulihkannya. Buku ini disusun dengan mewawancarai kiprah para penggerak dan pegiat bencana di kawasan pantai, khususnya mereka yang tinggal di kawasan pantai Pulau Sumatera dan Jawa, serta kepulauan di wilayah Sulawesi, dan Maluku.

Cerita-cerita yang diangkat dalam buku ini sangat sesuai dengan semangat peringatan HKB 2024 yang difokuskan pada ketangguhan masyarakat pesisir. Buku ini memberikan wawasan yang penting bagi para pembuat kebijakan, khususnya dalam merencanakan program pengelolaan dan konservasi kawasan pantai. Pembelajaran yang didokumentasikan dalam buku ini juga dapat menjadi inspirasi untuk dapat diterapkan di kawasan pantai lainnya di Indonesia.

Selain menyelenggarakan sarasehan, Program SIAP SIAGA juga mempresentasikan perangkat ketahanan pesisir atau Coastal Resillience Tools (CTR) yang saat ini tengah dikembangkan bersama BNPB. Perangkat yang digarap dengan melibatkan praktisi dan akademisi lintas disiplin ini bertujuan mendorong ketangguhan berkelanjutan bagi masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir. Perangkat ini merupakan sekumpulan prosedur yang dikemas dalam sistem berbasis perangkat lunak QGIS yang nantinya akan bisa dengan mudah diakses melalui aplikasi oleh pemerintah dan pengambil keputusan di berbagai lini.

Perangkat ini dirancang agar bisa digunakan hingga di level desa untuk memetakan risiko bencana yang dihadapi dan jenis-jenis solusi yang bisa diterapkan, menyusun pendanaan dan action plan, serta melakukan evaluasi terus menerus untuk mencapai tingkat ketangguhan yang diharapkan. Dengan CRT, ketangguhan masyarakat diukur dengan lima kelompok indikator, yakni indikator mitigasi fisik, pengembangan ekonomi, pelayanan kesehatan, pengelolaan sumber daya alam, dan perlindungan aset produktif.

Dukungan Penuh dari Pemerintah Australia

Counsellor for Development Effectiveness Kedutaan Besar Australia di Indonesia Simon Flores menuturkan, kerja sama Australia dan Indonesia di Kawasan Indo-Pasifik sebagai wilayah paling rawan bencana di dunia sangatlah penting untuk kolaborasi pengelolaan risiko bencana terpadu. Oleh karena itu, pemerintah Australia merasa bangga bisa terus mendukung upaya Pemerintah Indonesia dalam mengelola risiko bencana melalui BNPB.

Melalui Program SIAP SIAGA, Pemerintah Australia terus mendukung upaya dokumentasi pengetahuan lokal dan praktik baik untuk menguatkan penanggulangan bencana yang partisipatif dan efektif. Salah satunya melalui publikasi buku yang mendokumentasikan berbagi cerita masyarakat di wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil.

Selain itu, dukungan juga diberikan ke pengembangan CRT. Perangkat ini bertujuan menguatkan analisis teknis dan utilisasi data sebagai dasar untuk upaya pengurangan risiko bencana kolaboratif di daerah pesisir laut. “Melalui kombinasi pengetahuan lokal dan sains serta partisipasi komunitas, pemerintah, dan organisasi masyarakat sipil, kami berharap dapat berkontribusi bagi percepatan ketangguhan masyarakat, khususnya di wilayah pesisir di Indonesia,” tandasnya.