Garda SIAGA Policy Bootcamp memberikan peserta cara, wawasan, dan jaringan kolaboratif yang diperlukan untuk menciptakan kebijakan kebencanaan yang lebih tangguh dan inklusif. Dengan mendorong kolaborasi dan berbagi praktik inovatif, kegiatan ini memampukan pemangku kepentingan untuk mengambil langkah nyata dalam memperkuat ketangguhan bencana di daerah masing-masing.
Pada 2–5 Desember 2024, Garda SIAGA Policy Bootcamp berhasil menghimpun 26 peserta dari berbagai sektor untuk memperkuat kebijakan manajemen risiko bencana (MRB) dan adaptasi perubahan iklim (API). Diselenggarakan di Hotel Vertu Harmoni, Jakarta, kegiatan ini melibatkan perwakilan dari instansi pemerintah nasional dan daerah (BNPB, Bappenas, BPBD), LSM, akademisi, media, serta think tank lokal dari empat provinsi: Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).
Bootcamp empat hari ini dirancang untuk mendorong kolaborasi lintas sektor dan meningkatkan integrasi kebijakan demi ketangguhan menghadapi bencana. Kegiatan ini mencakup tiga komponen utama: Bincang Ahli , Sesi Pembelajaran Antar Rekan , dan Rencana Aksi. Berikut rangkuman dari kegiatan tersebut:
Bincang Ahli: Belajar dari Para Pakar
Kegiatan dibuka dengan sambutan dari sejumlah pembicara kunci, seperti:
- Catherine Meehan (First Secretary for Humanitarian Affairs, Kedutaan Besar Australia)
- Pratomo Cahyo Nugroho, M.T.. (Analis Kebencanaan, BNPB)
- Lucy Dickinson (Team Leader, SIAP SIAGA)
- Andhyta Firselly Utami (Founder and CEO, Think Policy)
Sesi teknis menghadirkan sejumlah pembicara ahli, antara lain:
- Professor Juliet Willetts (University of Technology Sydney) yang membahas integrasi MRB dan API ke dalam tujuan pembangunan berkelanjutan.
- Rusmanto (Perencana, Bappenas) yang menyoroti transisi dari manajemen bencana reaktif ke preventif.
- Jeong Park (Australia Pacific Climate Partnership) yang membahas pentingnya ketangguhan berbasis komunitas.
- Dr. Raditya Jati (BNPB) yang memaparkan strategi untuk membangun ketangguhan jangka panjang.
- Assoc. Professor Connie Susilawati (Queensland University of Technology) dan Lutri Huriyani (Gender Specialist, SIAP SIAGA) yang membahas kesetaraan gender, disabilitas, dan inklusi sosial (GEDSI) dalam kebijakan kebencanaan.
- Maulinna Utaminingsih (Plan Indonesia) yang berbagi wawasan tentang ketangguhan bencana di wilayah perkotaan.
Peserta juga berdiskusi mengenai studi kasus lokal dari Jawa Timur, Bali, NTB dan NTT untuk menggali cara praktis menerapkan wawasan tersebut di daerah mereka.

Pembelajaran Antar Rekan: Berbagi Pengalaman dan Solusi
Bagian kedua dari bootcamp berfokus pada pembelajaran interaktif antar peserta. Fasilitator memperkenalkan alat evaluasi seperti “The Speed Car & Abyss” dan “The Superhero” yang membantu peserta mengidentifikasi hambatan dan peluang dalam PRB lokal. Sesi ini dipandu oleh:
- Prasetya Dwicahya (Co-Founder, Think Policy)
- Muhammad Syathiri (Disaster Management Specialist, SIAP SIAGA)
- Wini Rizkiningayu (Rocky Mountain Institute)
- Risa Yudhiana (GEDSI Adviser, SIAP SIAGA)
Kegiatan ini mendorong peserta untuk berbagi pengalaman dan mengidentifikasi strategi kolaboratif untuk mengatasi tantangan di daerah masing-masing.
Perencanaan Aksi: Mengubah Pengetahuan Menjadi Praktik
Sesi terakhir difokuskan pada pembuatan rencana aksi yang dapat meningkatkan ketangguhan terhadap bencana. Dipandu oleh Hanna Vanya (Academy Lead, Think Policy), peserta mengembangkan rencana aksi individu dan kelompok yang disesuaikan dengan konteks lokal. Rencana ini berfokus pada penutupan kesenjangan kebijakan, pendekatan berbasis komunitas, dan pelibatan kelompok rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, dan masyarakat adat.

Temuan Utama
Bootcamp ini menghasilkan beberapa pembelajaran penting:
- Integrasi Kebijakan: Upaya integrasi MRB dan API dengan regulasi nasional dan daerah, seperti RPJMN dan RPJMD, sangat penting.
- Peningkatan Kapasitas: Pemimpin lokal membutuhkan pelatihan dan dukungan untuk menyusun kebijakan MRB yang efektif.
- Kolaborasi: Kemitraan yang kuat antara pemerintah, LSM, akademisi, sektor swasta, dan media menjadi kunci kesiapsiagaan dan respons bencana yang efektif.
- Praktik Inovatif: Sistem informasi kebencanaan di NTB dan strategi komunikasi berbasis media di Bali menjadi model yang dapat direplikasi di daerah lain.
- Pendekatan Berbasis Komunitas: Perencanaan inklusif yang melibatkan kelompok rentan memastikan kebijakan lebih adil dan efektif.

Membangun Masa Depan yang Tangguh
Garda SIAGA Policy Bootcamp memberikan peserta cara, wawasan, dan jaringan kolaboratif yang diperlukan untuk menciptakan kebijakan kebencanaan yang lebih tangguh dan inklusif. Dengan mendorong kolaborasi dan berbagi praktik inovatif, kegiatan ini memampukan pemangku kepentingan untuk mengambil langkah nyata dalam memperkuat ketangguhan bencana di daerah masing-masing.
Baca laporan lengkapnya di sini.

Program SIAP SIAGA adalah Kemitraan Australia-Indonesia yang bertujuan untuk menguatkan ketangguhan bencana di Indonesia dan Kawasan Indo-Pasifik
HUBUNGI KAMI
Kami akan senang mendengar dari Anda.
Jangan ragu untuk menghubungi menggunakan detail di bawah ini.
Alamat:
SIAP SIAGA
Treasury Tower 59th Floor, District 8 SCBD Lot 28, Jl. Jend. Sudirman Kav 52 – 53
Jakarta Selatan, 12190, Indonesia
Telepon: +6221 7206616
Email: siap.siaga@thepalladiumgroup.com