Sebagai ibu rumah tangga yang berkutat dengan urusan pekerjaan rumah, termasuk anak dan suami, Yeni mengaku pelatihan ini telah memberikan pembelajaran penting baginya. Pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang kekeringan yang mengganggu keseharian keluarga, terutama dari aspek ekonomi. "Saya belajar bahwa ternyata kita bisa mengurangi dampak kekeringan dengan menggali potensi apa yang ada di desa. Kami belajar tentang ancaman, kerentanan dan kapasitas," ujar Yeni.
Yeni Rambu Ngoma Beli, yang akrab disapa Yeni, adalah salah satu warga perempuan yang mengikuti pelatihan fasilitator (Training of Facilitators/TOF) Desa Tangguh yang diselenggarakan oleh Circle of Imagine Society (CIS) Timor, dengan dukungan Program SIAP SIAGA di Desa Tanah Putih, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT).
Yeni bersama dengan mama-mama lainnya, yang merupakan sapaan bagi kaum ibu di NTT, mengapresiasi kehadiran CIS Timor dan Program SIAP SIAGA yang mengedepankan pendekatan inklusif dalam memberikan pelatihan kebencanaan di desa. "Saya terharu ketika dilibatkan dalam pelatihan fasilitator. Ini membuktikan bahwa peserta pelatihan ini tidak perlu datang dari latar belakang pendidikan tinggi. Namun, seluruh elemen masyarakat yang memiliki kemampuan bicara dan kepercayaan diri, maka dia bisa menjadi fasilitator ke masyarakat,” jelas Yeni.
Pelatihan fasilitator yang diikuti oleh Yeni dan tokoh perempuan lainnya bertujuan untuk meningkatkan kapasitas aktor-aktor desa di Tanah Putih untuk mampu memfasilitasi perencanaan dan penganggaran desa berperspektif pengurangan risiko bencana (PRB) dan adaptasi perubahan iklim (API).
Kegiatan tersebut merupakan salah satu rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh CIS Timor bersama Program SIAP SIAGA, dalam rangka membangun ketangguhan masyarakat berkelanjutan di Kabupaten Kupang. Kegiatan ini dilaksanakan dalam periode Maret hingga November 2024.
Sebagai ibu rumah tangga yang berkutat dengan urusan pekerjaan rumah, termasuk anak dan suami, Yeni mengaku pelatihan ini telah memberikan pembelajaran penting baginya. Pelatihan ini memberikan wawasan baru tentang kekeringan yang mengganggu keseharian keluarga, terutama dari aspek ekonomi. "Saya belajar bahwa ternyata kita bisa mengurangi dampak kekeringan dengan menggali potensi apa yang ada di desa. Kami belajar tentang ancaman, kerentanan dan kapasitas," ujar Yeni.
Koordinator Program SIAP SIAGA Provinsi NTT, Silvia Fanggidae menjelaskan bahwa salah satu poin penting dari kegitan pelatihan ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat tentang ancaman bencana di sekitar mereka. “Masyarakat perlu lebih memahami bahwa kekeringan bukan hanya soal distribusi air, air tangki, atau bantuan beras dari pemerintah. Ada langkah-langkah yang bisa diambil dan diantisipasi oleh masyarakat sendiri sebelum kekeringan terjadi.”
Senada, Haris Oematan, Direktur CIS Timor, menjelaskan bahwa mama-mama di Desa Tanah Putih juga dilatih tentang cara melakukan kontijensi bencana. Salah satu contohnya dengan berhemat. “Jika musim kekeringan akan melanda, mama-mama harus sudah tahu dan mulai menghemat bahan makanan, sehingga anggota keluarga tidak kelaparan atau kesusahan mendapatkan bahan makanan.”
Pekerjaan Berat Membangun Resilensi
Provinsi NTT termasuk daerah rawan bencana yang memiliki 12 jenis bencana, dari banjir, gempa bumi, hingga kekeringan. Kondisi ini disebabkan karena Provinsi NTT secara geografis termasuk dalam cincin api (Ring of Fire) yang melewati sebagaian besar daerah di sana dan secara klimatologis memiliki musim panas lebih panjang dari musim hujan
Memori Siklon Seroja juga masih membekas di benak masyarakat NTT. Bencana yang terjadi pada April 2021 menurut Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merupakan siklon yang terkuat kedua setelah Siklon Kenanga yang terjadi pada 2008.
Dampak Siklon Seroja di NTT tidak hanya menyebabkan banyaknya korban jiwa dan kerugian infrastuktur, namun juga merusak sektor pertanian dan peternakan. Tanpa terkecuali, bagi mereka yang tinggal di Desa Tanah Putih.
Desa Tanah Putih adalah rumah bagi 1.509 penduduk, dengan proporsi 714 laki-laki dan 795 perempuan. Mayoritas penduduk adalah petani yang menggarap sawah dan lahan kering dengan menanam sayuran serta tanaman hortikultura. Sebagian penduduk terlibat dalam perdagangan kecil-kecilan, sementara 5-7% bekerja sebagai pegawai negeri, termasuk guru dan pegawai pemerintah. Meski memiliki perekonomian yang relatif dinamis, desa ini juga terdampak signifikan ketika Siklon Seroja terjadi.
Yeni sebagai salah satu warga Desa Tanah Putih yang terdampak, masih mengingat dengan baik bagaimana bencana tersebut memengaruhi hidupnya. “Siklon Seroja, itu yang paling berat di desa ini, Di dusun 1, RT 1, RW 1 itu ada 18 KK (Kepala Keluarga) yang rumahnya sampai hilang, harta benda hilang, ternak hilang," kata Yeni.
Yeni juga membagikan pengalamannya saat mengalami Siklon Seroja serta pembelajaran yang ia dapat setelah mengikuti pelatihan bersama CIS Timor dan Program SIAP SIAGA terkait pentingnya membangun ketangguhan untuk menghadapi bencana.
"(Saat bencana terjadi) kami dievakuasi. Rumah terendam banjir. Kami ke posko, ada tempat satu titik pengungsian. Sebelumnya tidak ada gambaran untuk penanggulangan bencana. Jadi waktu evakuasi itu hanya ada satu tenda dan itu digabung antara perempuan, laki-laki dan anak-anak. Setelah ada sosialisasi, kami ada gambaran pentinya persiapan dan perlunya tenda yang terpisah,” jelas Yeni.
Di sisi lain, Direktur CIS Timor, Haris Oematan, menerangkan bahwa Desa Tanah Putih masih berada di status tahap pertama desa tangguh bencana. Pernyataan tersebut dikeluarkan usai melakukan penilaian ketangguhan desa.
Meski hanya berjarak sekitar 7-8 km dari kota/kabupaten terdekat, terapi ketangguhan Desa Tanah Putih masih berada di level dasar. Berdasarkan kondisi tersebut, Haris menyimpulkan bahwa terdapat urgensi untuk meningkatkan ketangguhan Desa Tanah Putih untuk lebih siap dalam menghadapi bencana di masa depan.
Langkah untuk Ketangguhan yang Berkelanjutan dan Inklusif
Dalam rangka membangun Desa Tanah Putih yang tangguh terhadap bencana, CIS Timor didukung oleh Program SIAP SIAGA telah memformulasikan sembilan tahapan sebagai pedoman untuk mewujudkan tujuan tersebut.
Penilaian Ketangguhan Desa (PKD) sebagai tahap pertama dan sudah terlaksana. Penilaian ini mengungkapkan dua ancaman utama bencana, yaitu banjir saat musim hujan dan kekeringan saat musim kemarau. Banjir merusak jalan dan sistem irigasi, merendam sawah dan kebun sayur, sementara kekeringan menunda musim tanam dan membatasi akses air bersih bagi banyak penduduk desa.
Tahap kedua adalah Pemetaan Aktor Desa. Dalam hal ini, fasilitator terpilih perlu menggunakan pendekatan inklusif untuk memastikan bahwa aspirasi semua segmen masyarakat didengar, menjadikan proses pembangunan ketahanan benar-benar representatif.
Tahap ketiga adalah pembuatan Panduan Bagi Fasilitator Desa dan diikuti dengan Pelatihan Fasilitator Desa sebagai tahap keempat. Upaya ketangguhan Desa Tanah Putih didasarkan pada komitmen kuat terhadap Kesetaraan Gender, Disabilitas, dan Inklusi Sosia (GEDSI). Selama pelatihan fasilitator—sebagai bagian dalam peningkatan kapasitas aktor lokal—upaya khusus perlu dilakukan untuk memastikan partisipasi aktif perempuan dan penyandang disabilitas.
Tahap kelima adalah pembentukan Forum Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Desa dan Tim Siaga Bencana Desa (TSB). Forum dan Tim ini akan mengedepankan prinsip-prinsip GEDSI dan bertanggung jawab untuk mengkoordinasikan kegiatan terkait kesiapsiagaan dan ketangguhan bencana di Desa Tanah Putih.. This forum and team will prioritise GEDSI principles and coordinate activities related to disaster preparedness and resilience in Tanah Putih Village.
Tahap keenam adalah pelaksanaan Kajian Risiko Bencana Desa sebagai basis untuk dua tahap selanjutnya, yaitu perumusan Rencana Aksi Desa sebagai tahap ketujuh dan penyusunan Rencana Kontigensi sebagai tahap kedelapan.
Siklus ini diakhiri dengan tahap Pembelajaran di mana CIS Timor dan Program SIAP SIAGA akan mendokumentasikan pembelajaran dari aktor-aktor desa yang selanjutnya akan diolah menjadi pengetahuan yang menunjukkan ketengguhan desa telah terbentuk di Desa Tanah Putih. Upaya ini sebagai bentuk komitmen keberlanjutan karena pengetahuan yang didapat bisa digunakan untuk instrumen advokasi kebijakan, perencanaan program lanjutan, maupun festival pengetahuan.
Program SIAP SIAGA adalah Kemitraan Australia-Indonesia yang bertujuan untuk menguatkan ketangguhan bencana di Indonesia dan Kawasan Indo-Pasifik
HUBUNGI KAMI
Kami akan senang mendengar dari Anda.
Jangan ragu untuk menghubungi menggunakan detail di bawah ini.
Alamat:
SIAP SIAGA
Treasury Tower 59th Floor, District 8 SCBD Lot 28, Jl. Jend. Sudirman Kav 52 – 53
Jakarta Selatan, 12190, Indonesia
Telepon: +6221 7206616
Email: siap.siaga@thepalladiumgroup.com