Pusdalops PB telah memberikan rasa nyaman dan aman bagi warga maupun wisatawan yang datang ke Provinsi NTT. Hal ini dikarenakan data dan informasi akurat yang diberikan. Data yang disediakan sudah terverifikasi dengan proses pengumpulan data yang efektif. INATana memungkinkan data entri kebencanaan dilakukan langsung oleh Kabupaten/kota dalam format yang terintegrasi dengan sistem di provinsi dan sesuai dengan sistem nasional.
Membaiknya tata kelola informasi kebencanaan di NTT melalui Pusdalops PB berdampak pada para pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan di bidang kebencanaan, termasuk unsur pentahelix lainnya seperti pelaku usaha, perguruan tinggi, dan media kini semakin aktif dalam mendiskusikan isu-isu bencana di NTT. Sebuah langkah penting menuju ketangguhan.
Sulitnya mendapatkan informasi akurat terkait kejadian bencana di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sempat menjadi masalah yang tak kunjung ditemukan solusinya selama bertahun-tahun. Dengan mengoptimalkan peran Pusat Pengendalian Operasi Penanganan Bencana (Pusdalops PB) dalam mengelola informasi kebencanaan, pasokan informasi terkait bencana di NTT kini tak lagi terkendala. Setelah menjalankan berbagai program penguatan kapasitas seperti pengawasan, peringatan dini, dan pengelolaan informasi dan komunikasi. Kini, Pusdalops PB telah menjadi rujukan utama, tidak hanya bagi para pemangku kepentingan, namun juga bagi warga Nusa Tenggara Timur (NTT)
Ambrosius Kodo, Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi NTT, masih mengingat betapa sulitnya mendapatkan data apalagi informasi tentang kebencanaan sebelum mulai menduduki posisi tersebut pada Agustus 2021. Waktu itu, laporan yang masuk belum tertata secara sistematis walaupun fasilitas perangkat informasi dan komunikasi yang tersedia di Gedung Pusdalops PB NTT terbilang canggih. Tidak ada staf dengan kapasitas yang memadai untuk memanfaatkan perangkat tersebut. Sehari-hari, nyaris tidak terlihat aktivitas di gedung dan fasilitas Pusdalops PB NTT yang dibangun melalui program Australia Indonesia Facility for Disaster Reduction (AIFDR) pada 2015 itu. Mulai tahun 2021, Program SIAP SIAGA melanjutkan dukungan Pemerintah Australia dengan mendukung aktivasi Pusdalops PB, yang diawali dengan pemetaan kapasitas Pusdalops PB, baik sumber daya manusia, peralatan maupun sistem tata kelolanya.
“Kalau ada situasi tertentu, pertanyaan (pemerintah) pusat sangat sederhana: Laporannya sudah masuk Pusdalops PB atau belum? Dengan situasi seperti itu, bagaimana kami mau menjawabnya?” kata Ambrosius.
Realitas tersebut menjadi sorotan mengingat beberapa bulan sebelumnya, tepatnya awal April 2021, wilayah NTT dihantam bencana besar yaitu Siklon Tropis Seroja. Bencana tersebut mengakibatkan banjir dan longsor terbesar dalam sekitar 10 tahun terakhir di seluruh wilayah NTT. Hampir 200 orang meninggal dunia dan puluhan ribu warga harus mengungsi akibat Siklon Tropis Seroja. Namun, informasi akurat dan memadai yang dapat dijadikan rujukan baik sebelum bencana, saat bencana, dan dalam masa rehabilitasi rekonstruksi pascabencana sulit didapat.
Berkaca pada pengalaman tersebut, Ambrosius yakin akan banyak manfaat yang didapat jika revitalisasi Pusdalops PB bisa dilakukan. Pusdalops PB bisa menjadi wadah atau media untuk mengelola informasi terkait pengurangan risiko bencana (PRB) hingga penanganan kedaruratan. Perencanaan pembangunan di pemerintahan berbagai level pun akan semakin baik dengan adanya data kebencanaan berkualitas yang bisa dirujuk bersama.
Sulitnya mendapatkan informasi terkait kebencanaan di NTT dari Pusdalops PB juga diakui oleh Yusta R. Ramat, Staf Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD NTT yang juga menjadi pengelola konten website dan media sosial BPBD. Sebelum bergabung dengan BPBD NTT, Yusta bekerja sebagai jurnalis. Ketika masih menjadi jurnalis, ia mengaku lebih merujuk pada informasi yang bersumber dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) ketimbang dari Pusdalops PB.
“Waktu saya pertama masuk BPBD pada 2021, beberapa pelatihan untuk staf sudah dilakukan sebelumnya, termasuk pelatihan menulis berita. Walau demikian, hasilnya belum maksimal,” katanya.
Momentum Pembenahan
Harapan Ambrosius untuk merevitalisasi Pusdalops PB mendapat momentum ketika dirinya selaku Kepala Pelaksana BPBD NTT mendapat dukungan dari Program SIAP SIAGA. Waktu itu, ia baru saja dilantik. Program SIAP SIAGA langsung membantunya memulai langkah revitalisasi.
Berdasarkan hasil pemetaan yang dilakukan dengan dukungan dari Program SIAP SIAGA, Ambrosius bisa mengetahui aspek dan langkah yang perlu diambil guna membangun Pusdalops PB. Salah satunya adalah kebutuhan sumber daya (SDM). Aspek SDM ini memang perlu dikuatkan baik secara kuantitas maupun kualitas agar mereka mampu melakukan tugasnya sesuai petunjuk teknis yang ada. Dengan demikian, SDM tersebut mampu memberikan informasi komprehensif tentang terkait bencana maupun penanganannya, termasuk akses bantuan.
Untuk itu, ia pun mengajukan permintaan penambahan staf dengan standar kompetensi penguasaan teknologi informasi (TI). Akan tetapi, keterbatasan fiskal daerah membuat permintaan tersebut tidak bisa dipenuhi.
Keterbatasan itu tak membuat semangat perubahan menjadi surut. Untuk menambah kuantitas SDM, misalnya, Pusdalops PB dan BPBD NTT saling berbagi SDM. Adapun untuk meningkatkan kualitas, staf yang ada diberi pelatihan. “Jalan yang kami tempuh akhirnya menggunakan staf yang sudah ada. Mereka dilatih beragam skill yang dibutuhkan. Program SIAP SIAGA juga berkontribusi di sini,” katanya.
Dampak dari pelatihan-pelatihan tersebut terasa hasilnya. Menurut Yusta, kualitas produksi informasi termasuk penulisan di tim Pusdalops PB terlihat nyata peningkatannya. Jika sebelumnya sebagai mantan jurnalis dia praktis harus bekerja ekstra untuk membenahi tulisan tim, sedikit demi sedikit hal itu bisa berkurang. Kanal distribusi informasi pun makin beragam, mulai dari laman resmi hingga beragam media sosial. Jenisnya juga beragam, mencakup tulisan, infografik maupun audiovisual.
Tidak hanya pelatihan-pelatihan keterampilan teknis, Ambrosius mengungkapkan Program SIAP SIAGA juga memfasilitasi penyusunan regulasi dan standar prosedur operasional (SOP). Berbekal kesiapan teknis staf, dan ditambah kepastian regulasi, pada 1 Januari 2022 Pusdalops PB NTT secara resmi mulai beroperasi 24 jam setiap hari tanpa jeda. Sebanyak 12 staf secara bergiliran bertugas untuk memastikan pelayanan bisa terus berjalan.
Meningkatnya Kepercayaan
Pada 14 Desember 2021, gempa dengan magnitudo 7.4 mengguncang NTT. Hal itu memunculkan potensi tsunami sehingga perlu ada peringatan dini. Merespons situasi tersebut, Pusdalops PB NTT yang telah membenahi tata kelola informasi kebencanaan segera memantau situasi sehingga memiliki data yang memadai untuk menginformasikan tindakan yang perlu dilakukan di setiap kabupaten yang terdampak maupun berpotensi terdampak. Informasi tersebut membuat pemerintah di daerah menjadi lebih memiliki arah dalam menangani perkembangan situasi.
Perlahan namun pasti, kepercayaan terhadap aliran informasi dari Pusdalops PB NTT pun meningkat. Ini antara lain terlihat dari jumlah pengakses informasi di semua kanal media yang terus bertambah. Naiknya tingkat kepercayaan ini menjadi penting bagi kampanye dan capaian kinerja BPBD NTT. Membaiknya kualitas informasi dan komunikasi melalui beragam media yang dikelola Pusdalops PB, termasuk pusat panggilan (call center) 08113844777, dan INATana (Aplikasi Pemantauan dan Data Bencana), bagi Ambrosius juga berarti memberi ketenangan pada warga.
“Ini membanggakan bagi saya ketika ditanya Gubernur, bahwa Pusdalops sudah berfungsi 24 jam. Sampai pohon tumbang pun sudah dilaporkan oleh masyarakat. Fungsi Pusdalops tersosialisasikan dengan baik, dan ini pada akhirnya memudahkan BPBD dalam melakukan kampanye kesiapsiagaan,” jelasnya.
Meski demikian, ada tantangan lain yang muncul. Perkembangan teknologi informasi memang membuat masyarakat lebih mudah mengakses kanal-kanal media Pusdalops PB NTT. Namun, disinformasi terkait bencana juga bisa tersebar dengan mudah dan cepat, kadang hanya dengan berbekal pemaknaan sepihak terhadap tampilan di aplikasi-aplikasi prediksi cuaca. Menurut Ambrosius, kondisi ini tidak terlalu menjadi masalah bagi tim Pusdalops PB. Dengan terus aktif selama 24 jam, tim Pusdalops PB dapat segera merespons disinformasi yang mulai muncul agar tidak makin meluas dan menimbulkan ketakutan yang berlebihan.
Oleh karena itu, lanjut Ambrosius, ia selalu menegaskan bahwa perlakuan pada staf di Pusdalops PB memang harus berbeda, karena siklus dan beban kerjanya memang berbeda. Itu sebabnya, pihaknya terus berdiskusi dengan Biro Organisasi Pemprov NTT untuk membahas adalah kelembagaan Pusdalops agar tidak tumpang tindih dengan kedaruratan. “Pusdalops PB mesti fokus ke tata kelola informasi karena terbukti sangat dibutuhkan, bukan hanya oleh masyarakat melainkan juga para pengambil kebijakan,” ujarnya.
Pusdalops PB NTT, Kini dan Nanti
Pusdalops PB telah memberikan rasa nyaman dan aman bagi warga maupun wisatawan yang datang ke Provinsi NTT. Hal ini dikarenakan data dan informasi akurat yang diberikan. Data yang disediakan sudah terverifikasi dengan proses pengumpulan data yang efektif. INATana memungkinkan data entri kebencanaan dilakukan langsung oleh Kabupaten/kota dalam format yang terintegrasi dengan sistem di provinsi dan sesuai dengan sistem nasional. Data ini yang dipublikasikan secara rutin lewat media-media sosial Pusdalops PB, dan juga lewat situs web BPBD sebagai acuan utama. Hal ini nampak dari jumlah kunjungan ke situs BPBD yang dikelola oleh Pusdalops PB, yang dalam hampir 3 tahun ini dikunjungi 136.000 kali, atau sekitar 5.000 akses per bulan.
Selain itu ada juga Pojok Data yang merupakan basis data untuk informasi dan data kebencanaan, yang tidak hanya mencakup data kejadian bencana tetapi juga berbagai aspek sebelum dan setelah bencana. Pojok Data Pusdalops PB ini juga digunakan untuk mengakses repository pengetahuan yang dikelola oleh FPRB NTT. BPBD Provinsi NTT berkolaborasi erat untuk mengelola pengetahuan kebencanaan.
Membaiknya tata kelola informasi kebencanaan di NTT melalui Pusdalops PB berdampak pada para pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan di bidang kebencanaan, termasuk unsur pentahelix lainnya seperti pelaku usaha, perguruan tinggi, dan media kini semakin aktif dalam mendiskusikan isu-isu bencana di NTT. Sebuah langkah penting menuju ketangguhan.
“Koordinasi dan kolaborasi pentahelix dalam melakukan penanganan bencana telah terjalin apik dengan berbasis data dan pengetahuan yang didapatkan dari Pusdalops PB” tutup Ambrosius.
Program SIAP SIAGA adalah Kemitraan Australia-Indonesia yang bertujuan untuk menguatkan ketangguhan bencana di Indonesia dan Kawasan Indo-Pasifik
HUBUNGI KAMI
Kami akan senang mendengar dari Anda.
Jangan ragu untuk menghubungi menggunakan detail di bawah ini.
Alamat:
SIAP SIAGA
Treasury Tower 59th Floor, District 8 SCBD Lot 28, Jl. Jend. Sudirman Kav 52 – 53
Jakarta Selatan, 12190, Indonesia
Telepon: +6221 7206616
Email: siap.siaga@thepalladiumgroup.com