Tentang SIAP SIAGA
Sebagai negara dengan wilayah geografis yang luas dan tata kelola yang terus berkembang, Indonesia menghadapi beberapa tantangan unik dalam penanggulangan bencana. Indonesia telah mengambil tindakan tegas dalam mengembangkan kapasitas penanggulangan bencana melalui Undang-Undang Penanggulangan Bencana pada tahun 2007 dan membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun berikutnya. Berbagai tantangan tetap ada dalam meningkatkan koherensi kebijakan, mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan, dan mengarusutamakan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam upaya penanggulangan bencana.
Program SIAP SIAGA adalah Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana serta memperkuat kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam aksi kemanusiaan di kawasan ini. Program lima tahun ini selaras dengan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia (RPJMN) 2020-2024, Rencana Induk Penanggulangan Bencana (2020-2024), dan Strategi Kemanusiaan Pemerintah Australia (2016).
Dalam pelaksanaannya, Program SIAP SIAGA bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Luar Negeri, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta organisasi masyarakat sipil.

Pendekatan SIAP SIAGA
Kompleksitas penanggulangan bencana di negara besar dan terdesentralisasi seperti Indonesia memerlukan pendekatan terukur namun adaptif yang memperhitungkan dan mampu merespon dengan cepat terhadap faktor-faktor yang unik di Indonesia. SIAP SIAGA percaya bahwa tantangan penanggulangan bencana perlu ditinjau secara keseluruhan melalui pendekatan berbasis sistem, yang berarti mengatasi tantangan di seluruh sistem daripada berfokus pada institusi individu.
Dengan demikian, SIAP SIAGA berfokus pada efektivitas sistem penanggulangan bencana secara keseluruhan, bukan hanya efektivitas sub-sistemnya. SIAP SIAGA menggunakan Problem-Driven Iterative Approach (PDIA) atau ‘Manajemen Adaptif’ untuk mengembangkan program dan melaksanakan kegiatannya. Dengan menggunakan pendekatan ini, SIAP SIAGA bekerja dengan mitra di tingkat nasional dan daerah untuk mengidentifikasi hambatan dalam sistem penanggulangan bencana di berbagai tingkat pemerintah dan masyarakat dan merancang solusi untuk meningkatkan efektivitas pelayanan penanggulangan bencana.
Potensi Hambatan dalam Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia

Tahapan Program SIAP SIAGA
Penguatan program pemerintah dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan resiliensi (Tahun 3-4)
Peningkatan koherensi kebijakan dan klarifikasi peran dan tanggung jawab (Tahun 2-3)
Identifikasi masalah dan desain program (Tahun 1)
Penguatan dan peningkatan efektivitas sistem dan pelayanan penanggulangan bencana
Tujuan utama SIAP SIAGA adalah untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana di Indonesia. Berdasarkan proses pemetaan masalah yang dilakukan bersama mitra, SIAP SIAGA berfokus pada tiga program utama untuk mencapai tujuannya:
1
Penguatan sistem pemerintahan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan penanggulangan bencana. Kegiatan Utama:
- Meningkatkan kejelasan dan koherensi perencanaan dan penyelenggaraan penanggulangan bencana
- Mendukung inisiatif satu data (Satu Data Bencana) untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data
- Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan pentahelix menuju koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik
2
Peningkatan strategi untuk memberdayakan pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan ketangguhan terhadap bencana. Kegiatan Utama:
- Meningkatkan efektivitas pendekatan ketangguhan desa
- Memastikan pendekatan yang koheren untuk resiliensi kabupaten dan kota
- Memanfaatkan pengetahuan dan pembelajaran untuk ditampilkan di Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR)
3
Penguatan kerjasama antara Australia dan Indonesia untuk meningkatkan penanggulangan bencana di kawasan Indo-Pasifik. Kegiatan Utama:
- Membina kolaborasi dengan platform global dan regional
- Bermitra dengan Indonesia Aid
- Memperkuat keterlibatan antara Pemerintah Australia dan Indonesia, serta pemerintah negara lainnya di kawasan Indo-Pasifik dalam pertukaran pengetahuan dan pembelajaran
MASALAH LINTAS
Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial
SIAP SIAGA mendukung pemerintah Indonesia untuk membangun arsitektur kesiapsiagaan bencana yang inklusif yang mendorong koherensi kebijakan untuk mendukung kesetaraan gender, meningkatkan akses bagi orang dengan disabilitas dan mendorong inklusi sosial sebagai bagian dari sistem penanggulangan bencana yang efektif dan inklusif. SIAP SIAGA juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dalam mendorong partisipasi aktif perempuan dan kelompok rentan guna membangun resiliensi masyarakat terhadap bencana.
Lokasi Aktivitas

Tentang SIAP SIAGA
Sebagai negara dengan wilayah geografis yang luas dan tata kelola yang terus berkembang, Indonesia menghadapi beberapa tantangan unik dalam penanggulangan bencana. Indonesia telah mengambil tindakan tegas dalam mengembangkan kapasitas penanggulangan bencana melalui Undang-Undang Penanggulangan Bencana pada tahun 2007 dan membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun berikutnya. Berbagai tantangan tetap ada dalam meningkatkan koherensi kebijakan, mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan, dan mengarusutamakan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam upaya penanggulangan bencana.
Program SIAP SIAGA adalah Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana serta memperkuat kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam aksi kemanusiaan di kawasan ini. Program lima tahun ini selaras dengan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia (RPJMN) 2020-2024, Rencana Induk Penanggulangan Bencana (2020-2024), dan Strategi Kemanusiaan Pemerintah Australia (2016).

Dalam pelaksanaannya, Program SIAP SIAGA bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Luar Negeri, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta organisasi masyarakat sipil.
Pendekatan SIAP SIAGA
Kompleksitas penanggulangan bencana di negara besar dan terdesentralisasi seperti Indonesia memerlukan pendekatan terukur namun adaptif yang memperhitungkan dan mampu merespon dengan cepat terhadap faktor-faktor yang unik di Indonesia. SIAP SIAGA percaya bahwa tantangan penanggulangan bencana perlu ditinjau secara keseluruhan melalui pendekatan berbasis sistem, yang berarti mengatasi tantangan di seluruh sistem daripada berfokus pada institusi individu.
Dengan demikian, SIAP SIAGA berfokus pada efektivitas sistem penanggulangan bencana secara keseluruhan, bukan hanya efektivitas sub-sistemnya. SIAP SIAGA menggunakan Problem-Driven Iterative Approach (PDIA) atau ‘Manajemen Adaptif’ untuk mengembangkan program dan melaksanakan kegiatannya. Dengan menggunakan pendekatan ini, SIAP SIAGA bekerja dengan mitra di tingkat nasional dan daerah untuk mengidentifikasi hambatan dalam sistem penanggulangan bencana di berbagai tingkat pemerintah dan masyarakat dan merancang solusi untuk meningkatkan efektivitas pelayanan penanggulangan bencana.
Potensi Hambatan dalam Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia

Tahapan Program SIAP SIAGA
Penguatan program pemerintah dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan resiliensi (Tahun 3-4)
Peningkatan koherensi kebijakan dan klarifikasi peran dan tanggung jawab (Tahun 2-3)
Identifikasi masalah dan desain program (Tahun 1)
Penguatan dan peningkatan efektivitas sistem dan pelayanan penanggulangan bencana
Tujuan utama SIAP SIAGA adalah untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana di Indonesia. Berdasarkan proses pemetaan masalah yang dilakukan bersama mitra, SIAP SIAGA berfokus pada tiga program utama untuk mencapai tujuannya:
1
Penguatan sistem pemerintahan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan penanggulangan bencana. Kegiatan Utama:
- Meningkatkan kejelasan dan koherensi perencanaan dan penyelenggaraan penanggulangan bencana
- Mendukung inisiatif satu data (Satu Data Bencana) untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data
- Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan pentahelix menuju koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik
2
Peningkatan strategi untuk memberdayakan pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan ketangguhan terhadap bencana. Kegiatan Utama:
- Meningkatkan efektivitas pendekatan ketangguhan desa
- Memastikan pendekatan yang koheren untuk resiliensi kabupaten dan kota
- Memanfaatkan pengetahuan dan pembelajaran untuk ditampilkan di Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR)
3
Penguatan kerjasama antara Australia dan Indonesia untuk meningkatkan penanggulangan bencana di kawasan Indo-Pasifik. Kegiatan Utama:
- Membina kolaborasi dengan platform global dan regional
- Bermitra dengan Indonesia Aid
- Memperkuat keterlibatan antara Pemerintah Australia dan Indonesia, serta pemerintah negara lainnya di kawasan Indo-Pasifik dalam pertukaran pengetahuan dan pembelajaran
MASALAH LINTAS
Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial
SIAP SIAGA mendukung pemerintah Indonesia untuk membangun arsitektur kesiapsiagaan bencana yang inklusif yang mendorong koherensi kebijakan untuk mendukung kesetaraan gender, meningkatkan akses bagi orang dengan disabilitas dan mendorong inklusi sosial sebagai bagian dari sistem penanggulangan bencana yang efektif dan inklusif. SIAP SIAGA juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dalam mendorong partisipasi aktif perempuan dan kelompok rentan guna membangun resiliensi masyarakat terhadap bencana.
Lokasi Aktivitas

Tentang SIAP SIAGA
Sebagai negara dengan wilayah geografis yang luas dan tata kelola yang terus berkembang, Indonesia menghadapi beberapa tantangan unik dalam penanggulangan bencana. Indonesia telah mengambil tindakan tegas dalam mengembangkan kapasitas penanggulangan bencana melalui Undang-Undang Penanggulangan Bencana pada tahun 2007 dan membentuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada tahun berikutnya. Berbagai tantangan tetap ada dalam meningkatkan koherensi kebijakan, mengintegrasikan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan, dan mengarusutamakan kesetaraan gender dan inklusi sosial dalam upaya penanggulangan bencana.
Program SIAP SIAGA adalah Kemitraan Australia-Indonesia untuk Kesiapsiagaan Bencana yang bertujuan untuk meningkatkan kemampuan Indonesia dalam mencegah, mempersiapkan, menanggapi, dan memulihkan diri dari bencana serta memperkuat kerja sama antara Australia dan Indonesia dalam aksi kemanusiaan di kawasan ini. Program lima tahun ini selaras dengan prioritas Rencana Pembangunan Jangka Menengah Indonesia (RPJMN) 2020-2024, Rencana Induk Penanggulangan Bencana (2020-2024), dan Strategi Kemanusiaan Pemerintah Australia (2016).

Dalam pelaksanaannya, Program SIAP SIAGA bekerja sama dengan Badan Nasional Penanggulangan Bencana, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional, Kementerian Dalam Negeri, Kementerian Sosial, Kementerian Luar Negeri, pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, serta organisasi masyarakat sipil.
Pendekatan SIAP SIAGA
Kompleksitas penanggulangan bencana di negara besar dan terdesentralisasi seperti Indonesia memerlukan pendekatan terukur namun adaptif yang memperhitungkan dan mampu merespon dengan cepat terhadap faktor-faktor yang unik di Indonesia. SIAP SIAGA percaya bahwa tantangan penanggulangan bencana perlu ditinjau secara keseluruhan melalui pendekatan berbasis sistem, yang berarti mengatasi tantangan di seluruh sistem daripada berfokus pada institusi individu.
Dengan demikian, SIAP SIAGA berfokus pada efektivitas sistem penanggulangan bencana secara keseluruhan, bukan hanya efektivitas sub-sistemnya. SIAP SIAGA menggunakan Problem-Driven Iterative Approach (PDIA) atau ‘Manajemen Adaptif’ untuk mengembangkan program dan melaksanakan kegiatannya. Dengan menggunakan pendekatan ini, SIAP SIAGA bekerja dengan mitra di tingkat nasional dan daerah untuk mengidentifikasi hambatan dalam sistem penanggulangan bencana di berbagai tingkat pemerintah dan masyarakat dan merancang solusi untuk meningkatkan efektivitas pelayanan penanggulangan bencana.
Potensi Hambatan dalam Sistem Penanggulangan Bencana di Indonesia

SIAP SIAGA
Program Phases
Penguatan program pemerintah dan pemberdayaan masyarakat untuk meningkatkan resiliensi (Tahun 3-4)
Peningkatan koherensi kebijakan dan klarifikasi peran dan tanggung jawab (Tahun 2-3)
Identifikasi masalah dan desain program (Tahun 1)
Penguatan dan peningkatan efektivitas sistem dan pelayanan penanggulangan bencana
Tujuan utama SIAP SIAGA adalah untuk memperkuat kesiapsiagaan bencana di Indonesia. Berdasarkan proses pemetaan masalah yang dilakukan bersama mitra, SIAP SIAGA berfokus pada tiga program utama untuk mencapai tujuannya:
1
Penguatan sistem pemerintahan untuk meningkatkan efektivitas pelayanan penanggulangan bencana. Kegiatan Utama:
- Meningkatkan kejelasan dan koherensi perencanaan dan penyelenggaraan penanggulangan bencana
- Mendukung inisiatif satu data (Satu Data Bencana) untuk meningkatkan pengambilan keputusan berbasis data
- Meningkatkan keterlibatan pemangku kepentingan pentahelix menuju koordinasi dan kolaborasi yang lebih baik
2
Peningkatan strategi untuk memberdayakan pemerintah dan masyarakat dalam meningkatkan ketangguhan terhadap bencana. Kegiatan Utama:
- Meningkatkan efektivitas pendekatan ketangguhan desa
- Memastikan pendekatan yang koheren untuk resiliensi kabupaten dan kota
- Memanfaatkan pengetahuan dan pembelajaran untuk ditampilkan di Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR)
3
Penguatan kerjasama antara Australia dan Indonesia untuk meningkatkan penanggulangan bencana di kawasan Indo-Pasifik. Kegiatan Utama:
- Membina kolaborasi dengan platform global dan regional
- Bermitra dengan Indonesia Aid
- Memperkuat keterlibatan antara Pemerintah Australia dan Indonesia, serta pemerintah negara lainnya di kawasan Indo-Pasifik dalam pertukaran pengetahuan dan pembelajaran
MASALAH LINTAS
Gender, Disabilitas dan Inklusi Sosial
SIAP SIAGA mendukung pemerintah Indonesia untuk membangun arsitektur kesiapsiagaan bencana yang inklusif yang mendorong koherensi kebijakan untuk mendukung kesetaraan gender, meningkatkan akses bagi orang dengan disabilitas dan mendorong inklusi sosial sebagai bagian dari sistem penanggulangan bencana yang efektif dan inklusif. SIAP SIAGA juga bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil dalam mendorong partisipasi aktif perempuan dan kelompok rentan guna membangun resiliensi masyarakat terhadap bencana.